Garuda Muda Tumbang Tipis di Final: Kreativitas Masih Jadi PR Besar

Garuda Muda dominan, tapi belum maksimal hasil

Colo Sport Bar - Fred

7/28/20252 min read

Laga final Piala AFF U-23 2025 berakhir pahit buat Timnas Indonesia U-23. Bermain di depan puluhan ribu pendukung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa malam (29/7), Kadek Arel dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1.

Sejak menit awal, duel berlangsung ketat. Kedua tim tampil ngotot, adu kekuatan dan strategi demi membuktikan siapa yang layak angkat trofi. Namun, Garuda Muda justru kesulitan menembus pertahanan rapat Vietnam. Bahkan Jens Raven, top skor turnamen, dibuat mati kutu di lini depan.

Pelatih Gerald Vanenburg coba merespons dengan sejumlah pergantian di babak kedua, tapi gol tunggal dari Nguyen Cong Phuong di menit ke-37 tetap bertahan hingga peluit panjang berbunyi. Trofi ketiga beruntun pun resmi jadi milik The Golden Stars.

Dari segi statistik, Indonesia sebenarnya mendominasi permainan. Penguasaan bola mencapai 68 persen, tapi dominasi itu tidak berbanding lurus dengan ancaman nyata ke gawang lawan. Permainan terlihat buntu di area sepertiga akhir, apalagi saat masuk ke kotak penalti.

Masalah utama kembali pada kreativitas dan solusi menghadapi low block alias pertahanan rapat dan dalam. Ini bukan isu baru, dan bisa jadi penghalang serius saat nanti melaju ke Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.

Di balik kekecewaan itu, satu nama layak mendapat pujian: M. Ardiansyah. Kiper muda dari PSM Makassar ini tampil luar biasa sepanjang turnamen. Ia bahkan menggeser posisi Cahya Supriadi dan tampil konsisten dengan tiga clean sheet, mengungguli kiper Vietnam dan Thailand yang juga masuk nominasi.

Dari sisi peluang, Garuda Muda mencoba berbagai cara, termasuk memanfaatkan lemparan jauh Robi Darwis. Tapi meski dilakukan berkali-kali, tak satu pun menghasilkan peluang bersih. Hanya tembakan melambung dari Kakang Rudianto yang nyaris berbuah gol.

Strategi throw-in sebenarnya bukan hal baru, tapi tanpa variasi, potensi keberhasilannya jadi makin kecil.

Final kali ini jadi cerminan: Timnas U-23 punya potensi besar, tapi tantangan taktikal dan eksekusi di momen krusial masih harus diasah. Perjalanan belum selesai—dan evaluasi jelas jadi bekal penting ke depan.